AYO MERINTIS TAMAN BACA DI TENGAH MASYARAKAT
Taman bacaan masyarakat tak jauh berbeda dengan perpustakaan, sebuah perpustakaan biasanya berada di lingkup suatu sekolah, kantor, perguruan tinggi, lembaga, sedangkan dalam lingkup sehari-hari kita mengetahui bahwa sebuah taman bacaan berdiri ditengah-tengah komunitas masyarakat. Apapun opini dan pengertian masyarakat tentang kedua hal tersebut namun tidak meleset dari pengertian perpustakaan menurut UU nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan yaitu bahwa, “Perpustakaan berarti institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pemustakan” (Hartinah, 2013:1.3),pengertian lain tentang perpustakaan adalah merupakan sebuah gedung tempat dimana didalamnya terdapat berbagai koleksi baik tercetak maupun terekam yang dapat dimanfaatkan informasinya untuk berbagai keperluan.
https://tamanbacacerdas.blogspot.com/2019/07/subardi-sehari-hari.html
Tidak ada batasan mengenai jumlah koleksi sebuah tempat baca baik perpustakaan/taman baca,seberapapun kecil sebuah tempat baca dan seberapa sedikit koleksi yang disediakan hanya soal waktu,semakin lama perjalanan sebuah tempat baca tentunya telah semakin sering melakukan suatu pengadaan yang berati telah memperbanyak koleksinya.Demikian juga sebuah rumah baca yang baru awal perintisan tentunya masih sedikit jumlah koleksi yang disediakan,namun yang perlu digaris bawahi adalah seberapa jauh manfaat yang nantinya mampu ditunjukan oleh rumah baca tersebut dalam menjalankan fungsinya merubah kualitas pendidikan informasi masyarakat setempat yang nantinya akan nampak dalam perubahan tingkah laku sehari-hari sehingga perlahan-lahan kita akan mengajak masyarakat untuk berpikir secara bijak dan intelektualitas yang baik,dan ini berati turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan UU nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional.
https://tamanbacacerdas.blogspot.com/2019/07/subardi-sehari-hari.html
Tidak ada batasan mengenai jumlah koleksi sebuah tempat baca baik perpustakaan/taman baca,seberapapun kecil sebuah tempat baca dan seberapa sedikit koleksi yang disediakan hanya soal waktu,semakin lama perjalanan sebuah tempat baca tentunya telah semakin sering melakukan suatu pengadaan yang berati telah memperbanyak koleksinya.Demikian juga sebuah rumah baca yang baru awal perintisan tentunya masih sedikit jumlah koleksi yang disediakan,namun yang perlu digaris bawahi adalah seberapa jauh manfaat yang nantinya mampu ditunjukan oleh rumah baca tersebut dalam menjalankan fungsinya merubah kualitas pendidikan informasi masyarakat setempat yang nantinya akan nampak dalam perubahan tingkah laku sehari-hari sehingga perlahan-lahan kita akan mengajak masyarakat untuk berpikir secara bijak dan intelektualitas yang baik,dan ini berati turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan UU nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional.
Keberadaan sebuah rumah baca tidak harus berdiri megah dengan sarana-prasarana yang lengkap sebagaimana di suatu instansi, namun sesederhana apapun harus kita mulai merintis agar nantinya mampu berkembang dengan sarana prasarana yang lebih baik,seiring dengan perkembangan waktu bukan tidak mungkin banyak pihak yang akan membantu baik dalam koleksi maupun sarana penunjang lainya,mengingat akhir-akhir ini sudah banyak program pemerintah/swasta maupun individu yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pustaka dengan tujuan membantu keberadaaan taman baca. Pendekatan kepada pemustakan sangat penting untuk menggairahkan semangat baca, mengingat minat baca bangsa kita sangat rendah.Pendekatan kepad pemustaka
Kegiatan mahasiswa UNNES di TBM Cerdas
Berbagai suka dan duka tentunya akan dialami pada awal perintisan mulai dari komplain pengunjung tentang bukunya yang sedikit atau bukunya yang dipinjam tidak dikembalikan,hal ini tidak lantas menyurutkan langkah kita untuk turut serta maju melangkah memberantas kebodohan,karena hal tersebut merupakan duri yang nantinya akan menjadi bunga yang harum semerbak dikemudian hari.Kita dapat memulainya dari rumah sendiri dengan memanfaatkan buku-buku apa saja yang ada,koran,brosur,gambar atau selebaran bahkan tulisan yang kita buat sendiri atau dari sesama pengguna taman baca dapat kita jadikan sebagai kekayaan yang tak ternilai untuk mengisi taman baca kita,sarana dirumah yang dapat kita manfaatkan adalah dengan menggunakan meja-meja bekas yang biasanya tidak terpakai dan sudah usang dapat kita siasati dengan melampirinya dengan taplak plastik/sejenisnya agar lebih menarik, bisa juga kita gunakan almari tempat kita meletakan buku-buku kita sendiri bahkan pembaca tidak akan protes jika buku-buku terpaksa kita letakan dilantai asal jangan lupa kita alasi plastik tebal agar terhindar dari rayap, marilah sumbangsihkan tenaga dan waktu kita untuk sedikit memperbaiki dunia pendidikan kita, dengan memulainya dari rumah, mushola, gardu ronda, balaidesa, pos yandu atau dimanapun kita ada mari budayakan membaca.
Berbagai suka dan duka tentunya akan dialami pada awal perintisan mulai dari komplain pengunjung tentang bukunya yang sedikit atau bukunya yang dipinjam tidak dikembalikan,hal ini tidak lantas menyurutkan langkah kita untuk turut serta maju melangkah memberantas kebodohan,karena hal tersebut merupakan duri yang nantinya akan menjadi bunga yang harum semerbak dikemudian hari.Kita dapat memulainya dari rumah sendiri dengan memanfaatkan buku-buku apa saja yang ada,koran,brosur,gambar atau selebaran bahkan tulisan yang kita buat sendiri atau dari sesama pengguna taman baca dapat kita jadikan sebagai kekayaan yang tak ternilai untuk mengisi taman baca kita,sarana dirumah yang dapat kita manfaatkan adalah dengan menggunakan meja-meja bekas yang biasanya tidak terpakai dan sudah usang dapat kita siasati dengan melampirinya dengan taplak plastik/sejenisnya agar lebih menarik, bisa juga kita gunakan almari tempat kita meletakan buku-buku kita sendiri bahkan pembaca tidak akan protes jika buku-buku terpaksa kita letakan dilantai asal jangan lupa kita alasi plastik tebal agar terhindar dari rayap, marilah sumbangsihkan tenaga dan waktu kita untuk sedikit memperbaiki dunia pendidikan kita, dengan memulainya dari rumah, mushola, gardu ronda, balaidesa, pos yandu atau dimanapun kita ada mari budayakan membaca.
Seperti yang sedang saya rintis, Taman Bacaan Masyarakat “CERDAS” dari rumah sendiri dengan koleksi seadanya, saya merasa trenyuh ketika mendengar riuh anak-anak yang membaca dengan suara lugu mereka, menyambut setiap saya pulang bekerja,pertanyaan mereka tentang buku baru bagai memacu smangat saya untuk terus berusaha mencari sumber informasi lain untuk mereka,dan ketika pada tanggal 18 Mei 2015 kami mendapat kunjungan dari DINAS setempat yang diwakili oleh Bapak Casmuri S.Pd dari UPT DINDIKBUD Doro dan Bapak Imam, S.Pd dari DINAS Kab.Pekalongan bagai menjadi motivasi yang tak ternilai bagi langkah saya kedepan.Ayo kawan jangan takut memulai dari hal kecil untuk menjadi besar, Amin.
Comments
Post a Comment