KABAR GEMBIRA DARI PENERBIT
Beberapa kali
saya mengirim naskah ke penerbit tetapi selalu menerima jawaban tidak dari
mereka. Penolakan tersebut membuat hati sering putus asa tidak ingin
melanjutkan menulis karena sudah capek menuangkan ide tetapi selalu sia-sia.
Kali ini saya mempunyai ide untuk
mengajak anak-anak di TBM Cerdas untuk berkarya bersama membuat puisi, nah karya mereka inilah yang
akhirnya pada bulan Januari 2017 saya kirimkan ke Penerbit Deepublish, entah
darimana datangnya berita kok tiba-tiba saya berkenalan dengan penerbit yang
ada di kota Gudeg tersebut karena yang sering saya baca dan saya kirimi naskah justru
selalu menolak.
Yang
saya ingat, seperti biasa saya sering sekali membuka web lowongan menulis
online, dengan harapan bisa menulis dari jarak jauh dan yang pasti bisa
mendapatkan uang untuk menyambung keperluan, di artikel tersebut muncul artikel
lain “bagaimana menerbitkan buku secara
gratis dengan Deepublish, saya klik dan baca-baca artikelnya dan saat itu juga tidak
berpikir panjang saya langsung mendaftar untuk menjadi penulis di Deepublish, pada
saat itu saya juga membaca artikel yang dikelola oleh Mas Agung Webe berjudul
“menerbitkan buku sendiri itu gampang, tetapi saya memilih yang pertama karena
tidak berpengalaman jika dengan cara kedua karena harus mengurus segala
sesuatunya sendiri mulai dari mengurus ISBN, layout, dan lain sebagainya.https://tamanbacacerdas.blogspot.com/2017/11/kumpulan-100-puisi-karya-anak-tbm-cerdas.html
Sambil
menunggu panggilan dari Deepublish saya baca lagi tentang Depublish, akhirnya
saya tahu bahwa penerbitan tersebut merupakan penerbitan yang sudah mempunyai
jam terbang lama dan sudah mendapat penghargaan dari PERPUSNAS sebagai penerbit
yang mengikuti peraturan penerbitan dengan baik.
Lama
menunggu belum juga di telpon maka saya memutuskan untuk langsung mengirim
naskah kumpulan puisi karya anak-anak TBM kami, yang semuanya merupakan siswa
SDN 01 Wringinagung. Sudah sering ditolak penerbit membuat saya tidak berharap
terlalu banyak, takut kecewa meskipun tetap sedikit berharap, namun tidak
sampai ngarep banget.
Handphone
berdering di akhir bulan Januari kalau tidak salah tanggal 25, saya
santai saja menerimanya, paling-paling dari bapaknya anak-anak yang bekerja di Jakarta seperti hari-hari biasa. Mengucapkan
salam dengan santai dan agak cuek karena
si penelpon ternyata tidak tercatat di kontak saya, berarti mungkin hanya orang
jauh yang iseng-iseng bertanya padahal gak penting.
Dari
ujung jauh terdengar suara merdu seorang perempuan dengan bahasa yang sangat
formil dan nada bicara yang santun. Maka saya buru-buru memperbaiki gaya bicara
yang tadi memang sekenanya dan selengekan.
Perempuan
tadi memperkenalkan diri Mba Hada dari Deepublish, alangkah senangnya saya saat
itu karena mendapat kabar bahwa naskah kumpulan puisi anak-anak kami akan
diterbitkan menjadi sebuah buku. Tentu saya sangat merespon karena memang
sangat menginginkan menjadi sebuah karya sebagaimana karya-karya penulis lainnya
yang ada di TBM Cerdas dan perpustakaan sekolah kami.
Beberapa
pertanyaan saya jawab sesuai dengan email yang sudah saya kirimkan dan dengan
kesanggupan bahwa saya akan mengikuti ketentuan-ketentuan dari penerbit
Deepublish, dengan menyertakan biodata, surat keaslian naskah dan lain-lain
yang dibutuhkan.
Entah
apa yang nantinya akan terjadi dengan karya kami dari sisi marketing belum terlintas
di pikiran saya, hari ini saya sangat
bangga terhadap anak-anak di TBM kami, di hati terdalam terkumandangkan doa
semoga kumpulan puisi tersebut benar-benar menjadi karya yang dapat menjadi
inspirasi dan kebanggaan buat anak-anak lainnya yang membaca.
Comments
Post a Comment