BERATNYA HONOR TIAP BULAN UNTUK MENCICIL BIAYA PERCETAKAN


Honorku sebagai honorer yang tidak seberapa dengan sangat terpaksa kami gunakan untuk mencicil kekurangan biaya tersebut karena takut jika nanti akan menjadi sebuah kasusu piutang jika kami tidak melunasinya. Maka setiap bulan dengan sedih kami mentranfer mulai dari Rp. 300.000 sampai Rp. 600.000.
Sambil menjalani kegiatan pembelajaran seperti biasa kami tak bosan mempromosikan buku kami tersebut kepada pihak lain, namun kami selalu gagal, nampaknya tidak ada apresiasi sedikitpun dari pembaca atas karya kami tersebut. Kami harus berjuang terus untuk dapat mendapatkan penghargaan dan dukungan dimata masyarakat sebagai pencipta karya.
Rupanya seperti itulah para pencipta lain berjuang. Mereka yang saat ini sudah berada di titik kesuksesan pasti mengalami masa seperti kami saat ini. Mereka dan kami bukan hanya berjuang untuk menghasilkan karya namun juga berjuang agar karyanya mendapat tempat di hati masyarakat.
Ternyata perjuangan mengambil hati masyarakat untuk menempatkan karya kami jauh lebih sulit, berbagai sikap dan tanggapan yang tak bersahabat harus kami telan mentah-mentah. Sementara anak-anak sang pencipta puisi-puisi ini semakin sering bertanya.https://tamanbacacerdas.blogspot.com/2019/06/mencicil-biaya-percetakan-buku.html
“Bu, bukunya katanya mau dijual dan kita mendapat uang?”
“Nak, apapun di dunia ini prosesnya pasti panjang, kita sabar ya.” Jawabku menenangkan mereka dan tentu saja sambil menenangkan diri karena perasaanku jauh lebih rumit karena seperti biasa honorku harus ditranfer untuk melunasi biaya cetak dan ini berarti pula dompetku sebulan kosong melompong.

Comments

Popular posts from this blog

BERARTINYA TAHUN 2016, BERSAMA KAK INDAH MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH UNNES

MENSUPORT SUBARDI AGAR TETAP BERKARYA

PESAN UNTUK SUBARDI