BERKELAKAR MUNCUL DI ACARA HITAM PUTIH
BERKELAKAR MUNCUL DI ACARA HITAM PUTIH
Ketika mempunyai
ide untuk mengirimkan karya kami ke Trans Tv maka yang kami lakukan adalah
mengabari anak-anak. Mereka banyak yang tersenyum entah apa maksudnya ada juga
yang kebingungan diam-diam tersenyum mereka dan berlalu. Kemudian terdengar
mereka diam-diam berbisik namun tidak kudengar. Ada juga yang berteriak hore
sementara yang lain diam tidak bilang ya atau senang tapi ikut bergabung
tertawa-tawa bersama anak yang nampak kegirangan.
Subardi mendekat, tersenyum dan bertanya. Satu hal
yang membedakan Subardi dengan teman-teman lainnya, ia tidak hanya menjadi
pendengar dan melaksanakan perintah. Tetapi ia selalu mempunyai satu rasa
penasaran yang tidak hanya disimpan dalam hati karena malu atau takut. Subardi
pasti menanyakan dan menyampaikan rasa penasarannya.
“Bu, untuk apa dikirim ke Tran Tv atau Om Deddy?”
“Bardi, disana kan banyak orang-orang pintar dan
cerdas, melalui mereka ibu berusaha mengenalkan buku kita supaya orang-orang
mengenal buku kita dan siapa tahu mereka berminat membeli buku kita nak.”
Sembari tersenyum aku berusaha menjelaskan dengan sabar.
“O gitu ya bu?” Aku mengangguk lalu menambah
penjelasanku.
“Bardi, jika orang-orang diluar sana tertarik pada
buku kita dan buku kita bisa banyak terjual, kamu akan menjadi viral diman-mana
bukan tidak mungkin nantinya kamu diundang ke Trans Tv.” Kataku mengakhiri
percakapan.
https://tamanbacacerdas.blogspot.com/2017/10/taman-baca-dan-pendekatannya-kepada.html
“Aduh malu bu ah gak mau.” Jawab Subardi
benar-benar nampak malu dan tersipu.
“Gak perlu malu nanti teman-teman kamu yang ikut
menyumbang puisi di dalam buku ini pasti kita ajak rame-rame.” Aku berusaha
menyemangati agar muncul keberanian dalam diri Subardi.
“Tapi makwo ikut juga kan?” Tanyanya lupa kalau
kita sedang berada di sekolah. Dirumah memang Subardi adalah anak dari adiku,
jadi biasa memanggilku makwo.
“Pasti Bar. Makwo mau juga muncul di Tv.” Jawabku
sambil tertawa.
“Asiik, aku mau juga ah.” Lalu kami berpisah
Subardi masuk kelas dan aku ke kantor guru. Itulah kami setiap hari terlibat
berbagai pembicaraan berbahai hal. Sebagai anak-anak ia banyak tahu berbagai
hal maka tak habis pembicaraan selama kami bersama. Seperti puisinya yang
ditulis dengan berbagai judul mulai dari dunia bermain sampai tokoh negara dan masalah lainnya yang ada di
negeri ini menjadi ide dalam
penulisannya. Sungguh diluar pemikiran anak-anak seusianya.
Comments
Post a Comment